Jumat, 26 Agustus 2011

Rame-Rame Permainan Tujuh Belasan

Ada apa saja sih di Gereja Kristus setelah selesai ibadah HUT RI pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 2011 lalu?


Mendengarkan dan Berinteraksi dengan jalannya cerita yang dibacakan. 
Suatu keluarga memiliki dua orang anak. Yang satu bernama 'Tini' (hadirin memiringkan badan ke kanan).

Anak yang lain bernama 'Tono' (hadirin memiringkan badan ke kanan).

Hari sudah pagi tapi Tini belum keluar juga dari kamarnya. Ibu memanggil "Tin!" (hadirin membungkukkan badan)


Ibu bingung karena Tono juga tidak kelihatan maka ibu pun memanggil "Ton" (hadirin mendorong tubuh ke belakang)




Penuh senyum, tawa & canda




Game Quiz
Dua kelompok di bagi. Masing-masing menunjuk seorang juru bicara yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada permainan kuis ini. Kepada setiap juru bicara diberikan bel dan kentongan. Setiap kali akan memberikan jawaban maka juru bicara harus membunyikan bel atau kentongannya.


Kentongan dan sendok. Dengarkan pertanyaan dan siapkan jawaban







Siapkan bell. Anggota kelompok wajib membantu juru bicaranya bila mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan MC.




Fingers Game
Jempol kanan, kelingking kiri.... ayo sambil kita bernyanyi jempol dan kelingkingnya berganti-ganti ya, jempol kiri, kelingking kanan.

Mudah? Wah, ternyata sulit juga menyelaraskan pergantian jempol dan kelingking dengan arah kanan kiri sembari bernyanyi. 



Hihihi.... aduh gimana nih, jempol dan kelingkingnya ga kompak



Jangankan peserta, MC saja ada yang bingung tuh mengatur jempol dan kelingkingnya... 





Berdoa Untuk Bangsa Dan Negara Indonesia
Setelah selesai permainan saatnya untuk menutup acara dengan doa bagi bangsa dan negara ini.


Kebersamaan
Ini dia acara yang juga di tunggu-tunggu. Kebersamaan alias makan-makan. Ya, setelah menghadiri ibadah dan mengikuti berbagai acara permainan tentu saja perut para jemaat mulai berbunyi. Jadi bersama-sama kita semua menikmati hidangan HUT RI yang sederhana tapi sedap.


Rupa-rupa hidangan untuk acara kebersamaan







Mari pak, bu, dik, mbak, jangan malu-malu ....







Gorengan, gorengannya pak, bu, ada ubi, sukun... siapa lagi mau?




Photos by Indradjaja Wiguna & Keke Muliawati Yohanes

Senin, 22 Agustus 2011

Ibadah 17 Agustus 2011

Berikut foto-foto saat ibadah HUT RI yang ke 66 (Rabu, 17 Agustus 2011) di Gereja Kristus Pos Kartini - Bogor 




Bendera Merah Putih memasuki ruangan ibadah








Bendera Merah Putih diletakkan di sisi mimbar








Memuji Tuhan untuk kemerdekaan R.I.





  Paduan  Suara  Gloria  dan 
 Paduan  Suara  Pemuda



17 Agustus tahun 45
itulah hari kemerdekaan kita
hari merdeka, 
nusa dan bangsa






hari lahirnya Bangsa Indonesia. Merdeka!








Kami bangga menjadi bangsa Indonesia!





"Tetap Mekar di Masa Sukar"
Ibr 11: 1-3, 8-16; Luk 12: 32-40


Photos by Keke Muliawati Yohanes 

Jumat, 19 Agustus 2011

JENDELA DUNIA
             Itu yang dikatakan orang tentang buku. Tapi masalahnya sekarang ini ‘jendela dunia’ tersebut lebih banyak tertutup dari pada terbuka. Mengapa demikian? Karena harga buku semakin lama semakin jauh melambung melebihi daya beli masyarakat. Jadi kalau ada yang berpendapat bahwa minat baca masyarakat berkurang maka kita harus mengingat bahwa untuk sebagian besar manusia ‘urusan perut lebih utama dari pada membeli bahan bacaan’.
Namun kita harus juga mensyukuri bahwa ada banyak sekali gerakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengupayakan agar buku bisa terjangkau oleh masyarakat.
            Ada yang menggelar penjualan buku dengan harga murah. Tapi umumnya adalah semakin banyak di buka taman bacaan atau perpustakaan. Walau belum dilakukan secara serentak atau terorganisir tapi hal ini sudah sangat menolong masyarakat untuk mendapatkan akses informasi melalui bahan bacaan atau untuk memuaskan kesenangan membaca.

            Saya adalah salah satu orang yang merasakan betul dampak ekonomi di negeri ini terhadap harga buku. Masalahnya adalah dalam sepuluh tahun terakhir ini penghasilan saya tidak lagi sebesar seperti sebelumnya sehingga seperti yang saya tuliskan di atas ‘urusan perut lebih utama dari pada membeli bahan bacaan’. Dulu setiap bulan setidaknya 2-3 buku saya bisa beli. Itu jumlah minimal. Belum lagi majalah dan koran yang rutin saya beli. Tapi selama sepuluh tahun ini untuk membeli sebuah tabloid seharga lima ribu saja saya harus berpikir sepuluh kali. Yah, sedih juga rasanya harus mengorbankan hobi membaca tapi apa boleh buat. Sikonnya demikian. Tapi saya sudah belajar untuk menjalani sikon apa pun dengan iman.
            Dan Tuhan memberikan jalan keluar yang tidak saya duga. Enam tahun lalu seorang ibu di kompleks perumahan tempat tinggal saya secara swadaya membuka sebuah perpustakaan dirumahnya.
Kebetulan ibu ini juga membuka les matematika sempoa dan bahasa Inggris dirumahnya itu. Kami berdualah yang menjadi pengajarnya. Keuntungan sebagai pengajar di tempat les merangkap perpustakaan itu adalah saya bisa membaca dan meminjam semua buku yang ada di situ tanpa ada batas waktu. Tidak bisa dikatakan bagaimana gembiranya saya bisa memuaskan kerinduan untuk membaca buku.
            Berkat beberapa buku yang saya baca di perpustakaan beliau itulah yang mendorong saya untuk mulai berani menulis. September 2010 saya membuat blog (www.kekeyohanes@blogspot.com). Sampai Agustus 2011 tercatat blog itu sudah dikunjungi (di baca) oleh lebih dari 2,800 orang dari berbagai kota di Indonesia dan juga dari berbagai negara.
            Buku telah memberikan kepada saya pengetahuan. Buku juga telah menjadi satu dari sekian hal yang menginspirasi saya.
            Gereja Kristus Pos Kartini ini pun memiliki perpustakaan. Hari Minggu, 14 Agustus lalu ibu Livia, ibu Henny dan saya melakukan stock opname. Wah, mata saya ‘hijau’ melihat begitu banyak buku. Mulai dari buku anak-anak, pemuda, majalah, buku rohani dan buku bertema umum ada di perpustakaan ini. Memang belum terlalu lengkap tapi lumayanlah dari pada tidak ada.
            Bila memang ingin lebih lengkap atau lebih banyak, perpustakaan akan sangat gembira menerima sumbangan buku-buku dari anda semua. Tidak perlu baru kalau memang anda tidak memiliki buku baru atau belum bisa membeli yang baru. Buku atau majalah yang tidak baru pun akan di terima dengan tangan terbuka. Walau tentunya mohon diperhatikan apakah kondisi fisik dan tema buku itu layak atau tidak untuk disumbangkan kepada perpustakaan gereja.

            Mengingat pula bahwa semua buku yang berada di perpustakaan ini berprinsip ‘dari kita untuk kita’ maka saya juga ingin menghimbau supaya bersama-sama kita bisa menjaga keutuhan dan kerapihannya selain tentunya menjaga agar tidak hilang dan dapat dikembalikan tepat waktu.
            Sekali lagi harus kita ingat bahwa buku merupakan salah satu sumber pengetahuan dan informasi. Karena itu marilah kita ikut menyebarkan pengetahuan dan informasi tersebut karena banyak orang bisa mendapat manfaat dan keuntungan dari padanya.
Ada banyak cara untuk melayani Tuhan. Dan ini adalah salah satu bentuk pelayanan untuk Tuhan karena Tuhan berfirman “... lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (I Kor 10:31).

Ciomas, Kamis, 19 Agustus 2011
- Keke Muliawati Yohanes -

PASUTRI

“Laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. … dipersatukan Allah… (Mat 19:5-6).
Demikianlah definisi Allah mengenai pernikahan. Dan dari firman di atas tampak pula bahwa ide pernikahan tidak datang dari manusia. Allah yang menginginkannya dan Allah juga yang memprakarsainya.
Tapi dalam prakteknya penyatuan dua orang manusia memerlukan proses. Karena tidak semudah membalikan tangan untuk menyatukan dua individu dengan isi kepala yang berbeda dan dengan latar belakang yang berbeda pula .
Tantangan dan berbagai masalah dalam pernikahan pun bisa menghalangi kelancaran proses penyatuan itu. Tidaklah mengherankan apabila banyak pernikahan yang diawali dengan cinta dan optimisme bisa menjadi tawar dan penuh kepahitan. Bahkan hancur.
Tuhan yang menginginkan dan memprakarsai pernikahan tentunya tidak mau hal itu  terjadi. Tapi Dia juga mengerti bahwa iblis berjalan berkeliling bagaikan singa yang mengaum (1 Pet 5:8). Iblis menciptakan berbagai sikon dan perkara supaya dia bisa mempengaruhi, mengelabui dan menjebak manusia supaya manusia itu binasa (Yoh 8:44). 
Tapi apakah Tuhan tinggal diam? Tentu saja tidak. Di berbagai tempat di dunia ini Dia mencurahkan rohNya dalam diri anak-anakNya. Tuhan menolong, menghibur, menguatkan, mengajar dan menyelamatkan umatNya melalui mereka. Hal yang sama ini Dia lakukan kepada pasangan suami istri (pasutri) melalui wadah-wadah perkumpulan atau persekutuan yang di bentuk oleh umatNya. Salah satunya adalah Persekutuan Pasutri yang ada di gereja Kristus Pos Kartini. Persekutuan ini diadakan Sabtu pertama setiap bulannya. 
           Pasangan suami istri yang berbeban atau yang berkeinginan untuk melayani Tuhan atau yang rindu untuk mempelajari firman Tuhan, datanglah agar bersama-sama dapat bersekutu, saling menghibur, menguatkan, melayani dan semakin kuat di dalam Tuhan.
Ciomas, Rabu, 17 Agustus 2011
- Keke Muliawati Yohanes -